Belanja Kurma di Madinah

00.50 Add Comment
Belanja Kurma di Madinah - Barang-barang yang dijual di Madinah, seperti busana atau peralatan elektronik jauh lebih mahal dibandingkan di Makkah atau Jeddah. Tapi untuk buah-buahan seperti kurma dan kismis harga yang ditawarkan di Madinah lebih murah ketimbang di Makkah dan Jeddah.




Jadi, jamaah haji perlu lebih cerdas dalam memilih tempat berbelanja. Jika masih berada di Madinah, jangan tergesa-gesa untuk berbelanja busana, soufenir, dan sejenisnya. Bersabarlah sejenak hingga mendapat kesempatan untuk sampai di Jeddah.

Madinah adalah pasar yang banyak menjual buah khas Arab Saudi, yaitu kurma. Pusat pemasarannya adalah Pasar Kurma Madinah. Di pasar ini dijual berbagai jenis kurma. Kurma ajwa dijual dengan harga yang bervariasi, mulai dari 40 riyal sampai 90 riyal. Kurma aruna ada yang harganya 30 riyal namun ada juga yang harganya 70 riyal. Selain buah kurma, biskuit-biskuit yang terbuat dari bahan dasar kurma juga tersedia di sini.

Pasar Kurma Madinah berlokasi sekitar 60 meter di sebelah selatan Masjid Nabawi. Pasar ini dibuka mulai dari pukul 07.00 waktu Arab Saudi hingga pukul 23.00 pada musim haji.

Bakso ‘Ajib’ Mang Husein

00.47 Add Comment
Bakso ‘Ajib’ Mang Husein - ‘’Kita makan bakso, yuk,’’ ujar Ustaz Buchory Muslim, seorang petugas haji Indonesia. ‘’Memang di sini ada bakso enak? Boleh juga tuh,’’ kata Muhammad Syarif Salim, seorang wartawan menyambut ajakan itu.



Orang Indonesia sepertinya tak bisa lepas dari bakso. Di mana pun berada, jajanan khas Indonesia ini selalu dicari. Apalagi, para petugas Media Center Haji sudah 12 hari bertugas di Tanah Suci, Makkah. Jauh dari Tanah Air, mereka dilanda kangen menyantap bakso.

Tak sulit menemukan bakso di Tanah Suci. Sebab, bakso yang satu ini sudah sangat populer di kalangan mukimin dan petugas haji yang biasa bertugas di kota Makkah. Ya, bakso yang masyhur itu biasa disebut ‘’Bakso Mang Husein’’.  Jangan bayangkan, bakso yang rasanya ‘ajib’ ini dijual di restoran atau tempat makan.

Bakso ini boleh dibilang dijual secara tersembunyi. Sebab, Mang Husein berdagang bakso di rumah majikannya. Namun, karena rasanya yang enak, orang-orang tinggal memesan lewat telepon atau datang langsung ke Kholidiyah I tepat di depan Rusan, tempat Mang Husein berdagang.

Untuk memesan bakso, kami menekan bel. Tak lama kemudian, Mang Husein keluar dan menyapa kami, ”Mau pesan bakso?” Pria kelahiran Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, ini langsung memasang karpet di sebuah gang dan segera menyajikan bakso. Tak lama kemudian, bakso yang disajikan dalam mangkuk plastik itupun datang.

”Ini bakso enak sekali. Sulit nyari tandingan bakso yang rasanya enak seperti ini di Indonesia,” ucap Irwan memuji rasa bakso buatan Mang Husein ini.

Bakso Mang Husein memang ajib (enak-red). Saya merasakan betul bakso ini benar-benar enak. ”Saya baru ngerasain bakso yang bener-benar enak,” kata Zaini, kata seorang mukimin, sambil meminta nomor telepon Mang Husein.

”Sebenarnya ini hanya sampingan saja,” tutur Husein Abdul Aziz Sulaeman. Sebenarnya, ia berkerja sebagai sopir di rumah seorang pejabat Departemen Luar Negeri Arab Saudi. Menurut Husein, majikannya sangat baik sekali. Ia telah menganggap majikannya sebagai orang tua. Di rumah itu, Husein tinggal bersama istri dan lima anaknya.

Husein pertama kali berjualan bakso pada 2005. Awalnya, ia menyantap Mie Ayah di sebuah tempat makan di Kota Makkah. Namun, kata dia, rasanya kurang enak. Akhirnya, dia membuat sendiri dan rasanya jauh lebih enak. Istrinya mengusulkan untuk berjualan bakso.

Pelanggannya baksonya adalah para tenaga kerja Indonesia serta mukimin. Ia berjualan bakso dari pukul 13.30 hingga 23.00 waktu Arab Saudi (WAS). Ia mengaku bisa saja membuka restoran bakso. Namun, hal itu tak akan pernah dilakukannya. Husein mengaku sangat betah kerja di rumah majikannya

Masjid Qiblatain

00.35 Add Comment
Masjid Kiblatain - Di dekat sebuah bukit kecil, di kawasan utara Harrah Wabrah, Madinah, terdapat sebuah masjid nan elok. Bercat putih dengan dua menara menjulang ke langit, masjid yang mempunyai dua kubah tersebut bernama Masjid Qiblatain. Qiblatain artinya dua kiblat.


Sebelum bernama Masjid Qiblatain, masjid yang terletak sekitar 7 kilometer dari Masjib Nabawi tersebut bernama Masjid Bani Salamah. Semula, di dekat Masjid Bani Salamah ada telaga yang diberi nama Sumur Raumah. Sumur itu adalah sumber air terdekat dengan masjid yang dimiliki orang Yahudi.

Mengingat pentingnya air untuk masjid, atas anjuran Rasulullah SAW, Khalifah Usman bin Affan menebus telaga sumur orang Yahudi itu seharga 20 ribu dirham. Usman pun kemudian mewakafkan sumur untuk kepentingan masjid. Sumur itu sampai kini masih berfungsi dengan baik. Airnya digunakan untuk bersuci dan mengairi taman di sekeliling masjid serta kebutuhan minum penduduk sekitar. Namun, sekarang, bentuk fisik sumur sudah tidak kelihatan karena ditutup dengan tembok.

Perubahan nama masjid bermula pada peristiwa penting yang dialami Rasulullah SAW serta para sahabat. Saat itu, bulan Rajab tahun 12 Hijriyah. Rasulullah dan para sahabat tengah menunaikan shalat berjamaah siang hari. Sebagian hadis meriwayatkan, shalat jamaah yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat adalah shalat Zuhur. Tapi, sebagian hadis ada yang menerangkan bahwa shalat itu adalah shalat Ashar berjamaah.

Kala itu, kiblat shalat masih menghadap ke arah Masjidil Aqsa di Palestina. Di tengah shalat berlangsung pada rakaat ketiga, Rasulullah SAW menerima wahyu yang memerintahkan kiblat shalat diubah ke arah Masjidil Haram di Makkah.

“Sungguh, Kami melihat mukamu menengadah ke langit. Maka, sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan, di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan, sesungguhnya, orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS Albaqarah ayat 144).

Seketika itu pula, Rasulullah yang sedang mengimami shalat mengubah kiblat ke arah Ka””bah. Tanpa membatalkan atau mengulangi shalat, Rasulullah berputar 180 derajat, dari semula ke arah Masjidil Aqsa kemudian menghadap ke arah Masjidil Haram. Para sahabat mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah SAW. Peristiwa perubahan kiblat inilah yang melatarbelakangi pemberiaan nama Masjid Qiblatain pada Masjid Bani Salamah.

Di zaman Nabi SAW, peristiwa perpindahan kiblat ini mengundang kritik dan celaan kaum kafir. Namun, bagi mereka yang beriman, perpindahan kiblat tidak lantas membuat mereka ragu terhadap Allah SWT dan Muhammad SAW. Mereka justru bertambah keimanannya lantaran wahyu yang turun di Masjid Salamah itu memang telah lama diharapkan kaum Muslim.

Perubahan kiblat shalat juga memengaruhi cara shalat di Masjid Nabawi. Sebelum perubahan kiblat, Nabi Muhammad SAW biasa memimpin shalat dalam Masjid Nabawi dari suatu tempat di seberang Babul Jibriil yang dahulu menghadap ke arah utara. Setelah perintah untuk perubahan kiblat, beliau memimpin shalat dari pilar/tiang Aisyah untuk beberapa hari dan kemudian seterusnya memimpin shalat dari Mihrab Nabawi. Dengan perubahan kiblat, beliau menghadapi ke arah selatan (Baitullah).

Area di seberang Babul Jibriil yang lama kini menjadi bagian belakang Masjid Nabawi. Area ini diperuntukkan bagi Ashabus-Suffah menginap dan belajar.

Dalam perkembangannya, Masjid Qiblatain mengalami beberapa kali pemugaran, sejak zaman Umayyah, Abbasiyah, Usmani, hingga era pemerintahan Kerajaan Arab Saudi sekarang. Pada pemugaran-pemugaran terdahulu, tanda kiblat pertama masih jelas kelihatan. Pada dinding di arah kiblat pertama, tertera bunyi ayat 144 surah Albaqarah. Ada pula tulisan berupa larangan bagi siapa saja yang shalat agar tidak menggunakan kiblat lama.

Di saat musim haji, Masjid Qiblatain merupakan salah satu primadona lokasi yang masuk ke dalam menu ziarah para jamaah. Tak terkecuali jamaah haji asal Indonesia.

Meskipun Pemerintah Kerajaan Arab Saudi tidak memasukkan Masjid Qiblatain dalam daftar masjid yang wajib dikunjungi dalam rangkaian ibadah di Tanah Suci Madinah, masjid dengan dua kiblat ini tidak pernah sepi dari kunjungan jamaah haji.

Berziarah ke Masjid Qiblatain mengandung banyak hikmah. Selain ibadah shalat wajib dan sunat di sana, jamaah dapat juga memetik suri teladan (ibrah) dari para pejuang Islam periode awal (as-sabiqunal awwalun) yang begitu gigih menyebarkan risalah Islamiyah dan melaksanakan perintah Allah SWT.

Biasanya, jamaah mengunjungi Masjid Qiblatain sambil menunggu datangnya puncak pelaksanaan ibadah haji

Haji untuk Wanita Nifas atau Haid

00.14 Add Comment
Haji untuk Wanita Nifas atau Haid - Ulama' telah membahagikannya kepada 3 pendapat (cara) iaitu ;



Pertama

Wanita yang mengerjakan haji secara Tamattuk, sama ada haid @ nifas sebelum atau semasa ihram, apabila sampai ke Mekah hendaklah menunggu sehingga suci. Jika ia suci pada hari berniat ihram, maka hendaklah melakukan Tawaf Umrah, saie dan bercukur (tahalul). Kemudian melakukan ibadah haji spt biasa.

Jika berterusan uzur sehingga berangkat ke Arafah (Wukuf) hendaklah ia berniat ihram Haji dan memasukkan haji ke dlm umrah sekali (jadi Haji Qiran) dan seterusnya melaksanakan dam Qiran.

Kedua

Wanita yang mengerjakan haji secara Ifrad @ Qiran hendaklah terus mengerjakan semua kerja-kerja haji melainkan Tawaf. Tawaf hanya dikerjakan apabila ia suci.

Ketiga

Sekiranya haid @ nifas masih berkekalan hingga habis musim haji dan hendak balik ke negeri masing-masing, hendaklah ia menunggu hingga suci untuk Tawaf atau dia keluar dari Mekah dgn syarat  kembali semula setelah suci untuk Tawaf. Dia tidak boleh bersetubuh dengan suaminya selagi belum menyelesaikan Tawaf tadi.

Dam atau Denda

00.10 Add Comment
Dam atau Denda - DAM (DENDA)

Dam ialah denda yang dikenakan kepada jemaah haji yang berikut ;

a)   melakukan haji secara Tamattuk atau Qiran, atau
b)  meninggalkan salah satu wajib haji, atau
c)  melakukan perkara-perkara yang dilarang ketika ihram



Jenis-jenis Dam

1. Dam Tertib dan Ta'dil -

Kesalahannya ;

Persetubuhan yang merosakkan haji

Denda

a) hendaklah menyembelih seekor unta
b) jika tidak mampu, menyembelih seekor lembu
c) jika tidak mampu, menyembelih 7 ekor kambing
d) jika tidak mampu, membeli makanan yang sama nilai dengan seekor unta dan disedeqahkan kpd fakir miskin di Mekah
e) jika tidak mampu, hendaklah berpuasa sebanyak bilangan cupak makanan yang dapat dibeli dgn nilai seekor unta

Kesalahannya ;

Tidak dapat masuk ke Tanah Haram atas sebab-sebab kesihatan spt berpenyakit atau merebaknya penyakit merbahaya,  atau atas sebab keselamatan spt peperangan, diculik, diancam musuh dsb sedangkan sudah berihram.

Denda

Hendaklah dia bertahallul ikhsar (ringkas) dengan ;
a) menyembelih seekor kambing dan kemudian bercukur
b) jika tidak mampu, hendaklah membeli makanan yang sama nilai dengan seekor kambing dan disedeqahkan kpd fakir miskin di Mekah
c) jika tidak mampu, hendaklah hendaklah berpuasa sebanyak bilangan cupak makanan yang dapat dibeli dgn nilai seekor kambing



2. Dam Tertib dan Taqdir - iaitu dam yang tidak boleh dipilih @ diganti dengan yang lain kecuali tidak terdaya melakukannya.

Kesalahannya ;

a) ihram Tamattuk
b) ihram Qiran
c) tertinggal salah satu wajib haji
d) meninggalkan tawaf wida'
e) melanggar nazar ketika melakukan haji

Denda

a) menyembelih seekor kambing @ 1/7 unta/lembu, jika tidak mampu...
b) berpuasa 10 hari iaitu 3 hari di Mekah dan 7 hari di tanah air sendiri.

# bagi wanita yang uzur kerana haid @ nifas tidak diwajibkan tawaf widak dan tidak dikenakan dam



3. Dam Takhyir dan Ta'dil - boleh dipilih salah satu drp perkara yang telah ditetapkan.

Kesalahannya ;

a) memburu binatang buruan
b) menebang, memotong @ mencabut pokok di Tanah Haram

Denda

Denda berdasarkan bandingan binatang yang diburu, rusa bandingannya lembu dan kijang bandingannya kambing.
Denda bagi pokok yang ditebang sama spt bandingan di atas.
Denda bolehlah dipilih di antara yang berikut ;

a) menyembelih seekor binatang bandingan atau
b) membeli makanan yang sama nilai dengan binatang bandingan dan disedeqahkan kpd fakir miskin di Mekah
c) berpuasa sebanyak bilangan cupak makanan yang dapat dibeli dgn nilai binatang bandingan itu tadi.



4. Dam Takhyir dan Taqdir

Kesalahannya ;

a) melakukan perkara-perkara yang dilarang ketika ihram
b) melakukan persetubuhan selepas Tahalul Awal tetapi belum selesai Tahalul Thani
c) melakukan persetubuhan selepas persetubuhan yang merosakkan haji.

Denda

Denda bolehlah dipilih di antara yang berikut ;
a) menyembelih seekor kambing atau
b) bersedeqah kpd 6 orang fakir miskin  sebanyak 2 cupak setiap seorang atau
c) berpuasa 3 hari

عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَتَى عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَمَنَ الْحُدَيْبِيَةِ وَأَنَا أُوقِدُ تَحْتَ قَالَ الْقَوَارِيرِيُّ قِدْرٍ لِي و قَالَ أَبُو الرَّبِيعِ بُرْمَةٍ لِي وَالْقَمْلُ يَتَنَاثَرُ عَلَى وَجْهِي فَقَالَ أَيُؤْذِيكَ هَوَامُّ رَأْسِكَ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ فَاحْلِقْ وَصُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ أَوْ أَطْعِمْ سِتَّةَ مَسَاكِينَ أَوْ انْسُكْ نَسِيكَةً

Dari Kaab bin Ujrah RA., ia berkata: Rasulullah SAW mendatangiku pada waktu perjanjian Hudaibiyah. Ketika aku sedang menyalakan api, Qawariri berkata: Di bawah periukku, sedang Abu Rabi` berkata: Di bawah kualiku dan banyak sekali kutu bertaburan di wajahku. Melihat hal itu, beliau bertanya kepadaku: Bukankah kutu di kepalamu itu menyusahkanmu? Aku jawab: Ya. Beliau bersabda: Cukurlah dan berpuasalah tiga hari atau berilah makan enam orang miskin atau sembelihlah seekor kambing. Hadis riwayat Bukhari, Muslim, Turmizi, Ibnu Majah dan Ahmad.

Yang Membatalkan Haji

00.04 Add Comment
Berikut adalah hal-hal yang Membatalkan haji :




1.  Tertinggal salah satu daripada rukun haji.
2.  Melakukan persetubuhan atau akad nikah sebelum tahalul pertama.

Yang Dilarang Ketika Berihram

00.02 Add Comment
Yang Dilarang Ketika Berihram - Diharamkan bagi seseorang yang telah berihram melakukan hal-hal sebagai berikut:



1. Memakai pakaian yang dijahit
Berdasarkan hadits Ibnu Umar, “Bahwa seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, pakaian apa yang boleh dipakai oleh orang yang berihram?’ Beliau bersabda, ‘Tidak boleh memakai baju, surban, celana, penutup kepala dan sepatu kecuali seseorang yang tidak memiliki sandal, ia boleh menggunakan sepatu, namun hendaknya ia memotong bagian yang lebih bawah dari mata kaki. Dan hendaknya jangan memakai pakaian yang diolesi minyak Za’faran dan Wars.” (HR Muttafaq Alaih).

Bagi orang yang tidak mempunyai pakaian kecuali celana dan sepatu diberi keringanan memakai celana dan sepatu tanpa dipotong, berdasarkan hadits Ibnu Abbas, ia berkata, “Aku mendengar Nabi SAW berkhutbah di Arafah, ‘Barangsiapa yang tidak mempunyai sandal hendaknya ia memakai sepatunya dan barangsiapa yang tidak mempunyai izar (kain ihram) hendaknya ia memakai celana, bagi orang yang berihram.” (HR Muttafaq Alaih).

2. Menutup wajah dan kedua tangan bagi wanita
Berdasarkan hadits Ibnu Umar, bahwa Nabi SAW bersabda, “Bagi wanita yang berihram tidak boleh memakai niqab (penutup muka/cadar) dan kaos tangan.” (HR Bukhari, Abu Dawud, An-Nasa’i, Tirmidzi).

Ia boleh menutup mukanya jika ada laki-laki yang lewat, berdasarkan hadits Hisyam bin Urwah dari Fatimah binti Al-Mundzir, ia berkata, “Kami menutup muka kami sedangkan kami tengah berihram dan bersama kami Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shiddiq.” (HR Imam Malik, Al-Hakim).

3. Menutup kepala bagi laki-laki baik dengan surban atau yang lainnya
Berdasarkan sabda Rasulullah SAW dalam hadits Ibnu Umar. “Tidak boleh memakai baju dan surban.” (Irwaa’ul Ghaliil).

Namun boleh berteduh dalam kemah atau yang lainnya, berdasarkan hadits Jabir. “Rasulullah SAW memerintahkan untuk mendirikan kemah, maka didirikan untuk beliau kemah di Namirah, kemudian beliau mampir di kemah tersebut.”

4. Memakai minyak wangi
Berdasarkan sabda Rasulullah SAW dalam hadits Ibnu Umar. “Dan hendaknya jangan memakai pakaian yang diolesi minyak Za’faran dan Wars.” (HR Muttafaq Alaih, Abu Dawud, An-Nasa’i).

Juga sabda Rasulullah tentang orang yang masih dalam ihramnya kemudian ia terjatuh dari untanya sehingga lehernya patah. “Jangan diberi minyak wangi dan kepalanya jangan ditutup, karena sesungguhnya Allah akan membangkitkannya pada hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah.” (HR Muttafaq Alaih, Abu Dawud, An-Nasa’i).

5 Memotong kuku dan menghilangkan rambut, baik dengan cara mencukur atau memendekkan atau dengan cara lainnya

Berdasarkan firman Allah SWT: “… Jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum kurban sampai ke tempat penyembelihannya…” (QS Al-Baqarah: 196).

Para ulama juga sepakat akan haramnya memotong kuku bagi orang yang berihram. Bagi orang yang terganggu dengan keberadaan rambutnya boleh mencukur rambut tersebut dan ia wajib membayar fidyah (denda), berdasarkan firman Allah SWT: “… Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkurban…” (QS Al-Baqarah: 196).

Dan hadits yang diriwayatkan dari Ka’ab bin Ujrah. Bahwa Nabi SAW mampir menemuinya di Hudaibiyah sebelum beliau memasuki kota Makkah. Ka’ab pada saat itu sedang berihram, ia menyalakan api di bawah panci sedangkan kutunya berjatuhan di wajahnya satu demi satu. Kemudian Rasulullah bertanya kepadanya, ‘Apakah kutu-kutu ini mengganggumu?’ ‘Benar,’ jawab Ka’ab. Rasulullah bersabda, ‘Cukurlah rambutmu lalu berilah makan sebanyak satu faraq untuk enam orang (satu faraq sama dengan tiga sha’) atau berpuasalah tiga hari atau sembelihlah seekor hewan kurban.” (HR Muttafaq Alaih, Abu Dawud, An-Nasa’i, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

6. Berhubungan intim dan faktor-faktor yang dapat membuatnya tertarik untuk berhubungan intim


7. Mengerjakan kemaksiatan

8. Bermusuhan dan berdebat


Dalil pengharaman tiga poin ini adalah firman Allah SWT: “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasiq dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.” (QS Al-Baqarah: 197).

10 Melamar dan menikah
Berdasarkan hadits Utsman bahwa Nabi Saw bersabda, “Orang yang sedang berihram dilarang menikah dan menikahkan serta melamar dan dilamar.”

11. Membunuh atau menyembelih hewan buruan darat atau mengisyaratkan atau memberi tanda untuk membunuh hewan buruan tersebut.

Berdasarkan firman Allah SWT: “… Dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram…” (QS Al-Maa-idah: 96).

Juga sabda Rasulullah SAW ketika beberapa orang sahabat bertanya tentang keledai betina yang diburu oleh Abu Qatadah, ia pada saat itu tidak sedang berihram sedangkan yang lainnya berihram. Kemudian Rasulullah bertanya, “Apakah ada salah seorang di antara kalian memerintahkan agar ia memburu keledai itu, atau memberi isyarat ke keledai itu?” “Tidak,” jawab mereka. Beliau bersabda, “Makanlah!” (HR Muttafaq Alaih, dan An-Nasa’i).

12. Makan hewan buruan yang diburu untuknya atau yang ia isyaratkan untuk diburu, atau yang diburu dengan bantuannya

Berdasarkan apa yang difahami dari sabda Rasulullah, “Apakah ada salah seorang di antara kalian memerintahkan agar ia memburu keledai itu atau memberi isyarat ke keledai itu?” “Tidak,” jawab mereka. Beliau bersabda, “Makanlah!” (HR Muttafaq Alaih, dan An-Nasa’i).

Redaktur: Chairul Akhmad
Sumber: Disarikan dari kitab Al-Wajiiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitaabil Aziiz, karya Syaikh Abdul Azhim bin Badawai Al-Khalafi, Edisi Indonesia Panduan Fiqih Lengkap, Penerjemah Team Tashfiyah LIPIA-Jakarta, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir.

Cara Menggunakan Kain Ihram

23.43 2 Comments
Cara Mengenakan Kain Ihram ~ Berikut ini kami akan memberikan informasi menarik, berita unik dan tutorial tips & Trik yang tentunya sangat membantu anda serta menambah informasi. kali ini kami akan membahas tentang cara mengenakan kain ihram secara lengkap dan mendetail, langsung saja silahkan baca info artikel berikut Ini :



Cara Mengenakan Kain Ihram

Cara Mengenakan Kain Ihram  dapat anda baca secara jelas langkah dan cara mengenakan pakaian ihram lengkap beserta tips triknya di bawah ini :

  1. Yang perlu diperhatikan saat hendak mengenakan kain ihram, pastikan kain bagian bawah adalah kain yang lebih tebal atau lebih panjang dari kain untuk bagian atas. Pengalaman membuktikan, kain yang terlalu panjang di bagian atas akan menyulitkan kita untuk sholat.
  2. Sebelum memakai kain ihram, kita harus mandi besar/junub dan diniatkan untuk mandi berihram.
  3. Jangan lupa melepas ‘dalaman’, karena terlarang bagi kaum laki-laki mengenakan underwear saat mengenakan kain ihram.
  4. Saat memakai kain ihram, posisi kedua kaki sebaiknya dibentangkan. Tidak terlalu lebar, namun kira-kira bila kita membentangkan kaki kain ihram masih bisa menutupi aurat kita. Bila dipakai ukuran pribadi, kira-kira sedikit lebih lebar dari bentangan bahu kita.
  5. Pusar adalah batas atas aurat laki-laki. Sebaiknya mengenakan kain ihram ini melewati pusar, jangan sampai pusar kita kelihatan. Batas bawahnya adalah lutut namun tidak menutupi mata kaki. Jadi ukuran ideal adalah dari atas pusar sampai betis.
  6. Boleh mengenakan sabuk untuk mengencangkan balutan kain bagian bawah.
  7. Saat thawaf, bahu sebelah kanan harus dibuka. Kain bagian atas yang tadinya menutup kedua bahu, diselempangkan di bawah ketiak kanan dan dilampirkan di bahu kiri. Namun bila sholat, sebaiknya kedua bahu kembali ditutupi kain ihram.

Sunnah Haji

23.35 Add Comment
Sunnah Haji - Berikut adalah sunnah haji



1. Mandi sunat ketika hendak memakai ihram.
2. Mandi ketika hendak masuk ke Makkah.
3. Mandi ketika hendak wukuf di Arafah.
4. Solat sunat dua rakaat ketika hendak memu ihram.
5. Membanyakkan membaca al-Quran dan zikir
6. Berdoa ketika bercukur.
7. Mengucapkan talbiah sepanjang ihram hingga tahalul awal.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:"مَا أَهَلَّ مُهِلٌّ قَطُّ إِلا بُشِّرَ، وَلا كَبَّرَ مُكَبِّرٌ قَطُّ إِلا بُشِّرَ. قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، بِالْجَنَّةِ؟ قَالَ: نَعَمْ".

Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda Tidaklah seorang mengucapkan talbiyah atau mengucapkan takbir melainkan akan dijanjikan dengan  kebaikan”. Rasulullah ditanya: “Wahai Rasulullah, apakah dijanjikan  dengan syurga?” Beliau menjawab: “Ya”. (Riwayat Thabarani dalam kitab   معجم الأوسط Albani dlm kitabnya  صحيح الترغيب والترهيب  telah mengkelaskan hadis ini sebagai hadis Hasan).


8. Sembahyang dua rakaat selepas tawaf seeloknya di belakang makam Nabi Ibrahim a.s.
9. Bermalam di Mina pada 9 Zulhijah.
10. Tinggal di Arafah sehingga jatuh matahari 9 Zulhijah.

Miqat

23.31 Add Comment
Miqat ialah sempadan masa dan tempat bagi memulakan ibadat haji.



Miqat terbahagi kepada dua, iaitu:

     a. miqat makani;
     b. miqat zamani.

Miqat zamani bagi ibadat haji ialah pada bulan Syawal hingga 10 Zulhijrah sementara Miqat zamani bagi umrah ialah sepanjang tahun.

Miqat makani bagi ibadat haji ialah:

 a)     bagi jemaah haji yang datang dari arah timur spt penduduk Najd dan Kuwait ialah Qarnul
        Manazil. (94km dari Makkah)
b)     jemaah haji yang melalui Lautan Hindi menuju ke Laut Merah spt dari Yaman dan India ialah
        di Yalamlam; (54km dari Makkah)
c)      bagi jemaah haji yang datang dari Madinah ialah Zulhulaifah @ Bi’ru Ali (450km dari
         Makkah)
d)     bagi jemaah haji yang tinggal di Makkah ialah di rumah mereka sendiri;
e)     bagi jemaah haji yang datang dari barat laut spt Syria, Mesir, Maghribi dan Sepanyol  ialah di
        Juhfah.(187km dari Makkah)
f)     bagi jemaah haji yang datang dari Iraq ialah Zatu lrqin (94km dari Makkah).

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ وَقَّتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ ذَا الْحُلَيْفَةِ وَلِأَهْلِ الشَّامِ الْجُحْفَةَ وَلِأَهْلِ نَجْدٍ قَرْنَ الْمَنَازِلِ وَلِأَهْلِ الْيَمَنِ يَلَمْلَمَ قَالَ فَهُنَّ لَهُنَّ وَلِمَنْ أَتَى عَلَيْهِنَّ مِنْ غَيْرِ أَهْلِهِنَّ مِمَّنْ أَرَادَ الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ فَمَنْ كَانَ دُونَهُنَّ فَمِنْ أَهْلِهِ وَكَذَا فَكَذَلِكَ حَتَّى أَهْلُ مَكَّةَ يُهِلُّونَ مِنْهَا

Dari Ibnu Abbas RA,  Rasulullah SAW menetapkan mikat-mikat berikut: untuk penduduk Madinah adalah Dzul Hulaifah, untuk penduduk Syam adalah Juhfah, untuk penduduk Najed adalah Qarnul Manazil dan untuk penduduk Yaman adalah Yalamlam. Mikat-mikat itu adalah untuk penduduk daerah-daerah tersebut dan selain penduduk tersebut yang datang melewatinya untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah. Adapun untuk penduduk daerah sebelum mikat-mikat tersebut, maka mikat mereka adalah dari rumah mereka dan seterusnya sampai penduduk Mekah, mereka niat ihram dari rumah-rumah mereka. Hadis riwayat Muslim.

 عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُهِلُّ أَهْلُ الْمَدِينَةِ مِنْ ذِي الْحُلَيْفَةِ وَأَهْلُ الشَّامِ مِنْ الْجُحْفَةِ وَأَهْلُ نَجْدٍ مِنْ قَرْنٍ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ وَبَلَغَنِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَيُهِلُّ أَهْلُ الْيَمَنِ مِنْ يَلَمْلَمَ

Dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah saw. bersabda: Penduduk Madinah berniat ihram dari (mikat) Dzul Hulaifah, penduduk Syam dari Juhfah, sedangkan penduduk Najed dari Qarnul Manazil. Abdullah bin Umar berkata: Aku diberitahu bahwa Rasulullah saw. bersabda: Penduduk Yaman berniat ihram dari (mikat) Yalamlam. Hadis riwayat Muslim.

 Miqat makani bagi umrah ialah di Tanah Halal seperti Hudaibiyah, Tan’im dan Jaknanah.

Antara hikmat-hikmat ditentukan miqat bagi ibadat haji termasuklah:

a)     supaya kita memahami bahawa setiap pekerjaan ada permulaan dan ada kesudahannya;
b)   supaya kita dapat membuat persiapan dan persediaan sebelum melakukan sesuatu pekerjaan.

Wajib Haji

23.25 Add Comment
Wajib Haji  - Wajib haji ialah perkara-perkara yang wajib dilakukan semasa mengerjakan haji. Jika di­tinggalkan salah satu daripadanya, haji seseorang itu sah tetapi diwajibkan membayar denda (dam).


Perkara wajib haji ialah:

1. Niat ihram di Miqat



(i) Wajib berniat mengerjakan haji atau umrah di Miqat.
(ii) Jika berniat di tempat lain daripada miqat yang ditentukan masih dihukumkan sah hajinya tetapi dikenakan denda kerana tidak berniat di Miqat.



2.  Bermalam di Muzdalifah

(i) Bermalam di Mudzalifah selepas tengah malam 10 Zulhijah hingga subuh.
(ii) Wajib berada di Muzdalifah walaupun seketika pada waktu yang ditetapkan.



3. Melontar Jamrah Al-Aqabah

 Waktu melontar Jamrah Al-Aqabah bermula dan tengah malam 10 Zulhijah hingga maghrib hari yang sama.


4. Bermalam di Mina

 Hendaklah bermalam pada malam­-malam 11, 12, dan 13 Zulhijah.



5.  Melontar ketiga-tiga jamrah

Waktu melontar ketiga-tiga jamrah pada hari 11, 12, dan 13 Zulhijah masing-masing dengan tujuh biji batu.






           


Syarat-syarat melontar

a) hendaklah melontar 7 kali pada setiap jamrah
b) hendaklah tertib iaitu memulakan dengan  jamrah Al­Ula, Al-Wusta dan kemudian jamrah Al-Aqabah.
c) niat semata-mata melontar, bukan untuk tujuan lain.
d) melontar dengan batu yang suci
e)  batu yang dilontar masuk ke dalam tempat melontar dengan yakin
f) melontar dengan gaya melontar
g) melontar dengan tangan
h) dilarang melontar untuk orang lain melainkan telah melontar untuk diri sendiri

6. Meninggalkan perkara-perkara yang haram semasa ihram:

(i)   menutup kepala bagi lelaki dan menutup muka serta memakai sarung tangan bagi wanita.
(ii)  memakai pakaian berjahit bagi lelaki.
(iii) memakai bau-bauan pada badan, pakaian dan makanan.
(iv) memakai minyak pada rambut dan janggut.
(v)  mencabut bulu atau rambut dan badan.
(vi) memotong kuku.
(vii) membunuh binatang buruan.
(viii) bercumbu-cumbuan yang menaikkan nafsu syahwat.
(ix) jimak (bersetubuh).
(x)  melakukan akad nikah, mewali pernikahan atau menikah (Nikah yang  dilakukan dalam ihram adalah tidak sah.)

 عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَلْبَسُ الْمُحْرِمُ مِنْ الثِّيَابِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَلْبَسُوا الْقُمُصَ وَلَا الْعَمَائِمَ وَلَا السَّرَاوِيلَاتِ وَلَا الْبَرَانِسَ وَلَا الْخِفَافَ إِلَّا أَحَدٌ لَا يَجِدُ النَّعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسْ الْخُفَّيْنِ وَلْيَقْطَعْهُمَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ وَلَا تَلْبَسُوا مِنْ الثِّيَابِ شَيْئًا مَسَّهُ الزَّعْفَرَانُ وَلَا الْوَرْسُ

Dari Nafiq, dari Ibnu Umar RA bahawa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw. tentang pakaian yang boleh dikenakan oleh orang yang sedang berihram? Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian mengenakan baju, kain serban, seluar, menutup kepala dan sarung kaki kulit, kecuali bagi orang yang memang tidak memiliki alas kaki, maka ia boleh memakai alas kaki tersebut dengan syarat ia harus memotongnya sampai di bawah mata kaki. Juga jangan memakai pakaian apapun yang dicelup dengan minyak za`faran dan wares. Hadis riwayat Muslim.

عَن جَابِرِ بْنِ زَيْد عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ يَقُولُ السَّرَاوِيلُ لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْإِزَارَ وَالْخُفَّانِ لِمَنْ لَمْ يَجِدْ النَّعْلَيْنِ يَعْنِي الْمُحْرِمَ

Dari Jabir bin Zaid, dari Ibnu Abbas RA Aku mendengar Rasulullah saw. ketika sedang berkhutbah, beliau bersabda: Seluar (boleh dikenakan) bagi orang yang tidak mempunyai lembaran kain dan alas kaki bagi orang yang tidak mempunyai sepasang alas kaki. Maksudnya untuk orang yang sedang berihram. Hadis riwayat Muslim.

عَنْ صَفْوَانَ بْنِ يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ بِالْجِعْرَانَةِ عَلَيْهِ جُبَّةٌ وَعَلَيْهَا خَلُوقٌ أَوْ قَالَ أَثَرُ صُفْرَةٍ فَقَالَ كَيْفَ تَأْمُرُنِي أَنْ أَصْنَعَ فِي عُمْرَتِي قَالَ وَأُنْزِلَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَحْيُ فَسُتِرَ بِثَوْبٍ وَكَانَ يَعْلَى يَقُولُ وَدِدْتُ أَنِّي أَرَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ نَزَلَ عَلَيْهِ الْوَحْيُ قَالَ فَقَالَ أَيَسُرُّكَ أَنْ تَنْظُرَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ أُنْزِلَ عَلَيْهِ الْوَحْيُ قَالَ فَرَفَعَ عُمَرُ طَرَفَ الثَّوْبِ فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ لَهُ غَطِيطٌ قَالَ وَأَحْسَبُهُ قَالَ كَغَطِيطِ الْبَكْرِ قَالَ فَلَمَّا سُرِّيَ عَنْهُ قَالَ أَيْنَ السَّائِلُ عَنْ الْعُمْرَةِ اغْسِلْ عَنْكَ أَثَرَ الصُّفْرَةِ أَوْ قَالَ أَثَرَ الْخَلُوقِ وَاخْلَعْ عَنْكَ جُبَّتَكَ وَاصْنَعْ فِي عُمْرَتِكَ مَا أَنْتَ صَانِعٌ فِي حَجِّكَ

Dari Safwan bin Ya'la bin Umaiyah dari ayahnya, beliau berkata salah seorang sahabat datang menemui Nabi saw. ketika beliau berada di Ji`ranah, dengan mengenakan jubah yang sudah ditaburi minyak wangi. Atau bekas dari minyak wangi. Sahabat itu bertanya: Apa yang baginda perintahkan untuk aku lakukan dalam umrahku? Saat itu wahyu sedang turun kepada Nabi saw. dan beliau ditutup dengan pakaian. Ya`la berkata: Aku senang sekali jika aku dapat menyaksikan Nabi saw. sedang menerima wahyu. Umar berkata: Apakah engkau suka menyaksikan Nabi saw. sedang menerima wahyu? Kemudian Umar menyingkap kain yang menutupi beliau, lalu aku memandang beliau sedang mendengkur. Aku memperhatikan seperti suara anak unta. Ketika wahyu telah turun, beliau terbangun dan bertanya: Di mana orang yang bertanya tentang umrah tadi? Selanjutuya beliau bersabda: Bersihkanlah dirimu dari bekas minyak wangi yang engkau pakai, lepaslah jubahmu dan lakukanlah umrah seperti engkau melakukan haji. Hadis riwayat Muslim.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ طَيَّبْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِحُرْمِهِ حِينَ أَحْرَمَ وَلِحِلِّهِ قَبْلَ أَنْ يَطُوفَ بِالْبَيْتِ

Dari Aisyah RA., ia berkata: Aku pernah memberi minyak wangi ke tubuh Rasulullah saw. saat beliau hendak berihram dan juga ketika hendak bertahallul sebelum beliau tawaf di Baitullah. Hadis riwayat Muslim.

عَنْ الصَّعْبِ بْنِ جَثَّامَةَ اللَّيْثِيِّ أَنَّهُ أَهْدَى لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِمَارًا وَحْشِيًّا وَهُوَ بِالْأَبْوَاءِ أَوْ بِوَدَّانَ فَرَدَّهُ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَلَمَّا أَنْ رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا فِي وَجْهِي قَالَ إِنَّا لَمْ نَرُدَّهُ عَلَيْكَ إِلَّا أَنَّا حُرُمٌ

Dari Sha`ab bin Jatsamah Al-Laitsi RA bahwa Ia pernah menghadiahkan seekor keledai liar kepada Rasulullah saw. ketika beliau berada di desa Abwa' atau Waddan. Namun Rasulullah saw. mengembalikan keledai itu kepadanya. Ketika Rasulullah saw. melihat perubahan wajah Sha`ab karena pemberiannya dikembalikan, beliau bersabda: Aku tidak akan menolak pemberianmu ini jika aku tidak sedang dalam keadaan ihram. Hadis riwayat Muslim.

Tawaf di Baitullah

02.04 Add Comment
Tawaf di Baitullah - Tawaf bermaksud mengelilingi Baitullahil­ Haram sebanyak tujuh putaran kerana beribadat kepada Allah S.W.T. mengikut syarat-syarat yang tertentu.


Amalan tersebut menyamai amalan malaikat yang mengelilingi Arasy Allah S.W.T. dan bertasbih memuji kebesaran­Nya.

Tawaf terbahagi kepada empat jenis, iaitu:
  1. Tawaf Qudum; iaitu Tawaf Selamat Datang ke Makkah yang dilakukan oleh mereka yang mengerjakan haji secara ifrad;
  2. Tawaf Ifadah, iaitu Tawaf Rukun yang wajib dilakukan dalam ibadat haji atau umrah;
  3. Tawaf Wadak, iaitu Tawaf Selamat Tinggal bagi jemaah haji yang hendak meninggalkan Makkah;
    عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ النَّاسُ يَنْصَرِفُونَ فِي كُلِّ وَجْهٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَنْفِرَنَّ أَحَدٌ حَتَّى يَكُونَ آخِرُ عَهْدِهِ بِالْبَيْتِ
    Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Orang-orang (yang melaksanakan ibadah haji) bertebaran untuk kembali ke tempat masing-masing, lalu Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang pun yang meninggalkan Baitullah sebelum mengakhiri dengan bertawaf di Baitullah. Hadis Riwayat Muslim.
  4. Tawaf Sunat, iaitu ketika jemaah haji menziarahi Masjidil-Haram.


 Syarat-syarat sah tawaf ialah:

  1. Niat kerana Allah semata-mata bukan kerana tujuan lain
  2. Suci drp hadas kecil dan besar serta dari sebarang najis
  3. Sentiasa mengirikan Kaabah dan berjalan ke hadapan 
  4. Menutup aurat  
  5. Tawaf di dlm masjid dan di luar Kaabah tujuh kali pusingan dengan yakin
  6. Bermula dari sudut Hajar Aswad.


Rukun Haji

01.57 Add Comment
Rukun Haji -  Rukun haji ialah perkara-perkara yang wajib dilakukan dalam ibadah haji. Jika tertinggal salah satu dari padanya, maka tidak sah hajinya dan wajib diganti pada tahun hadapan.



Rukun haji ialah :

  1. Niat Ihram haji.
  2. Wukuf di Arafah. Berhenti seketika di Arafah antara waktu gelincir matahari (Zohor) 9 Zulhijjah hingga terbit fajar 10 Zulhijjah.
  3. Tawaf di Baitullah.
  4. Saie
  5. Bercukur. Mengunting sekurang-kurangnya 3 helai rambut. Waktu bercukur adalah:    
    a. Selepas melontar Jamrah Al-Aqabah pada 10 Zulhijah atau
    b. selepas Tawaf dan Saie jika jemaah haji memilih terus ke Mekah
  6. Tertib. Rukun-rukun haji hendaklah dilakukan mengikut susunan tetapi bercukur boleh dikerjakan sebelum tawaf bagi orang yang melakukan tahalul awal.


Contoh ikut tertib - selepas Wukuf, terus bermalam di Muzdalifah. Kemudian terus kembali ke Mekah. Sampai di Mekah, dia akan tawaf, saie dan bercukur. Kemudian baru ke Mina utk ibadah melontar.

Contoh tak ikut tertib - selepas Wukuf, terus bermalam di Muzdalifah. Biasanya rombongan haji Malaysia akan terus ke Mina utk melontar di Jamratul Aqabah 10 zulhijjah dan bermalam di Mina dan melontar jamrah pada 11-13 zulhijjah. Selepas melontar di Jamrah Aqabah pada 10 zulhijjah, maka dia boleh bercukur... selepas selesai amalan melontar/bermalam di Mina, balik ke Mekah, barulah mengerjakan tawaf dan saie.

Haji Tamattu atau Ifradh, Mana yang Terbaik?

01.51 Add Comment

Haji Tamattu atau Ifradh - Tentukan pilihan anda sebelum berangkat ke tanah suci: mau haji tamattu atau haji ifradh? Anda perlu tahu jelas definisi, kelebihan dan konsekuensi jenis ibadah haji yang anda pilih. Pilihan terbaik adalah yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan anda, sehingga ibadah haji yang anda lakukan dapat dikerjakan dengan sempurna. Artikel ini semoga dapat membantu anda.



Definisi Haji Tamattu
Arti tamattu secara bahasa adalah bersenang-senang atau bersantai-santai. Yaitu seorang yang mengerjakan umrah di dalam rentang waktu haji (miqat zamani haji, 1 Syawal s.d. 10 Dzulhijjah). Inilah definisi yang sebenarnya! (Dialog dengan Drs. KH. Muhammad Said – pembimbing ibadah haji di Tegal).

Adapun definisi lain, sebenarnya mengacu pada definisi tersebut. Misalnya, ada yang mendefinisikan bahwa haji tamattu adalah mengerjakan umrah terlebih dahulu kemudian haji. Ini benar, karena biasanya calon jamaah haji datang ke Mekah sudah memasuki miqat zamani haji (1 Syawal – 10 Dzulhijjah). Tapi definisi ini tidak berlaku manakala calon jamaah haji datang ke Mekah bulan Ramadhan, dan langsung melakukan umrah. Meskipun dia melakukan umrah terlebih dahulu, tapi tidak dinamakan haji tamattu.

Definisi Haji Ifradh
Arti ifradh adalah menyendiri. Ada 4 cara mengerjakan haji ifradh:
1. Melaksanakan haji terlebih dahulu, kemudian diteruskan dengan melaksanakan umrah. Dengan demikian, otomatis umrah yang dilakukan sudah di luar miqat zamani haji (1 Syawal s.d. 10 Dzulhijjah)

2. Melaksanakan haji saja, tanpa melaksankan umrah

3. Melaksanakan umrah kapan saja, di luar miqat zamani haji (1 Syawal s.d. 10 Dzulhijaah), kemudian berihram untuk haji pada miqat zamani haji (batas waktu haji).

4. Melaksanakan umrah pada saat miqat zamani haji, lalu pulang ke tanah air dan berangkat lagi ke tanah suci untuk melaksanakan haji.

Kelebihan Haji Tamattu
- Lebih mudah dan murah dibanding haji ifradh no. 3 dan 4
- Masa ihramnya (memakai pakaian ihram) lebih sebentar.
Jamaah yang datang 20 hari sebelum wukuf, dengan melaksanakan haji tamattu dia dapat melepas pakaian ihramnya di hari pertama setelah melakukan umrah. Kemudian memakai pakaian ihram lagi pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika dia berihram untuk haji. Sehingga total pemakaian baju ihramnya hanya 4 hari.

Selama berihram (memakai pakaian ihram), ada banyak larangan yang harus dihindari. Sehingga dengan masa ihram yang hanya sebentar (4 hari), kemungkinan melakukan pelanggaran terhadap larangan haji lebih dapat diminimalisir.

Konsekwensi Haji Tamattu
Orang yang melaksanakan haji tamattu memiliki konsekwuensi membayar dam (denda) dengan menyembelih satu ekor kambing.

Kelebihan Haji Ifradh
Tidak perlu membayar dam (denda)

Konsekuensi Haji Ifradh
Jamaah yang datang 20 hari sebelum wukuf, dengan melaksanakan haji ifradh dia terus memakai pakaian ihramnya sejak hari pertama hingga tanggal 10 Dzulhijjah (21 hari). Tapi bagi sebagian orang, ini justeru menjadi kelebihan haji ifradh karena dia akan lebih “berjaga diri” selama 21 hari itu.

Jadi, pilah yang mana?
1. Pilih haji tamattu, jika:

  • Kedatangan anda masih di awal-awal, waktu wukufnya masih lama
  • Anda khawatir tidak dapat berlama-lama menjaga larangan ihram


2. Pilih haji ifradh, jika:

  • Kedatangan anda sudah mendekati waktu wukuf
  • Mesikipun anda datang awal, tapi anda ingin berlama-lama dalam berihram agar amalan anda lebih terjaga. Dan ini merupakan tantangan yang menarik buat anda.
  • Terpaksa, karena tidak memiliki dana untuk membayar dam


So, pilih haji tamattu atau haji ifradh? Tentukan dari sekarang…

Sekilas tentang Haji

01.35 Add Comment
Sekilas tentang Haji - Allah telah menjadikan Baitul Haram tempat yang agung; Masjidil Haram sebagai beranda Baitullah; Makkah sebagai beranda Masjidil Haram; Tanah Haram sebagai beranda kota Makkah; seluruh miqat sebagai beranda Tanah Haram; Jazirah Arab sebagai beranda seluruh miqat.


Semua itu merupakan pengagungan, penghormatan, dan pemuliaan bagi Baitullah yang suci. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS Ali Imran: 96-97).

Haji termasuk salah satu rukun Islam sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Ibnu Umar. Beliau bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara: kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, melaksanakan haji, dan puasa di bulan Ramadhan.” (HR Bukhari).

Haji diwajibkan sekali seumur hidup bagi Muslim dan Muslimah. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ketika Rasulullah menyampaikan khutbah, beliau bersabda, “Wahai umat manusia, sesungguhnya Allah telah mewajibkan haji atas kalian, maka laksanakanlah haji!” Lalu seseorang bertanya, “Apakah setiap tahun, wahai Rasulullah?” Beliau diam saja. Setelah orang itu bertanya hingga tiga kali, Rasulullah menjawab, “Kalau aku katakan ‘ya’, pasti menjadi wajib dan tentunya kalian tidak akan sanggup.” Kemudian beliau bersabda, “Terimalah apa yang telah aku jelaskan kepada kalian. Sebab, orang-orang sebelum kalian celaka karena banyak bertanya dan berselisih dengan para nabi mereka. Apabila aku telah memerintahkan kalian melakukan sesuatu, maka kerjakanlah selama kalian mampu. Apabila aku telah melarang kalian melakukan sesuatu, maka tinggalkanlah.” (HR Muslim).

Haji adalah hijrah kepada Allah SWT untuk memenuhi panggilan-Nya. Ia merupakan musim yang terus bergulir, tempat kaum Muslimin bertemu setiap tahun dalam hubungan paling murni dan suci. Ia menjadi sarana setiap jamaah untuk menikmati berbagai manfaat yang dapat diperoleh di tempat yang telah dimuliakan Allah. Berbagai ibadah dalam Islam dan tata caranya bertujuan untuk kebaikan kaum Muslimin di dunia akhirat.

Haji merupakan manifestasi praktis dan persaudaraan seiman dan persatuan bagi umat Islam. Perbedaan ras, warna kulit, bahasa, tanah air, dan status sosial mencair dalam haji. Hakikat penghambaan dan persaudaraan tercipta jelas di sana. Semuanya mengenakan satu jenis pakaian, menghadap kepada satu kiblat, dan menyembah Allah Yang Esa, tiada sekutu baginya.

Jenis Haji

01.29 Add Comment

Jenis Haji - Berikut adalah jenis haji :



  • Haji Ifrad, artinya menyendiri
    Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad jika sesorang melaksanakan ibadah haji dan umroh dilaksanakan secara sendiri-sendiri, dengan mendahulukan ibadah haji. Artinya, ketika calon jamaah haji mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah haji. Jika ibadah hajinya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan ibadah umroh.
  • Haji Tamattu’, artinya bersenang-senang.
    Pelaksanaan ibadah haji disebut Tamattu’ jika seseorang melaksanakan ibadah umroh dan Haji di bulan haji yang sama dengan mendahulukan ibadah Umroh. Artinya, ketika seseorang mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah Umroh. Jika ibadah Umrohnya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan ibadah Haji.
    Tamattu’ dapat juga berarti melaksanakan ibadah Umroh dan Haji didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
  • Haji Qiran, artinya menggabungkan.
    Pelaksanaan ibadah Haji disebut Qiran jika seseorang melaksanakan ibadah Haji dan Umroh disatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji Qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. 

Pengertian Haji

01.20 Add Comment
Pengertian Haji - Haji ialah mengunjungi Baitullah di Makkah pada bulan-bulan tertentu dengan syarat-syarat yang tertentu untuk mengerjakan ibadah yang tertentu.



Umrah ialah menziarahi Kaabah pada bila-bila masa untuk mengerjakan tawaf, saie dan bercukur mengikut syarat-syarat yang tertentu.

 Syarat wajib haji dan umrah:

(a) Islam tidak wajib ke atas orang kafir.
(b) Berakal  tidak wajib ke atas orang gila.
(c) Baligh tidak wajib ke atas kanak-kanak.
(d) Merdeka tidak wajib ke atas hamba sahaya.
(e) Berkemampuan tidak wajib ke atas orang yang tidak ada upaya dan tiada kuasa.

 2.  Dalil wajib haji ke atas orang yang berkemampuan. Firman Allah S.WT.

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا

 Maksudnya:  Dan mengerjakan haji itu wajib atas manusia kerana Allah, bagi mereka yang berkemampuan mengadakan perjalanan ke Baitullah. ayat 97 surah Ali Imran

 3. Maksud istitaah @ berkemampuan:

(a) terjamin keselamatan diri, nyawa, dan harta semasa dalam perjalanan.
(b) mempunyai kenderaan yang selamat dan sesuai untuk pergi dan balik.
(c) mempunyai perbelanjaan yang cukup untuk pergi dan balik serta ahli keluarga yang ditinggalkan.
(d) ada kesempatan untuk mengerjakan haji.
(e) bagi wanita (yang sudah berkaliwin) hendaklah ditemani oleh dua orang muhrim atau kumpulan wanita yang boleh dipercayai serta mendapat izin danpada suaminya.

Mengapa Harus Haji?

01.12 Add Comment
Mengapa harus haji - Berikut adalah penjelasan mengapa harus haji, yaitu :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

Dari Abu Hurairah RA bahawa Rasulullah SAW telah bersabda : "Dosa di antara dua umrah akan terhapus dan Haji Mabrur (yg diterima) akan mendapat balasan Syurga. Riwayat Bukhari, Muslim, Turmizi, Nasaie, Ahmad, Ibnu Majah dan Malik



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللَّهِ إِنْ دَعَوْهُ أَجَابَهُمْ وَإِنْ اسْتَغْفَرُوهُ غَفَرَ لَهُمْ

Dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah SAW bahawa baginda telah bersabda : Orang yang mengerjakan haji dan umrah merupakan rombongan Allah, jika mereka mendoakan sesuatu maka Allah akan memperkenankannya, dan jika mereka memohon ampun, akan diampunkan.  Riwayat Ibnu Majah, at-Tabarani dan al-Baihaqi

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

Dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah SAW telah bersabda : Turutilah kerja haji dgn ibadah umrah, sesungguhnya kedua-duanya akan menghalang kamu drp kepapaan dan dosa, sebagaimana hembusan api menghilangkan segala kekotoran besi, perak dan emas. Haji Mabrur (yg diterima) akan mendapat balasan Syurga. Riwayat Turmizi, Nasaie, Ibnu Majah dan Ahmad

فإن لك من الأجر إذا أممت البيت العتيق ألا ترفع قدما أو تضعها أنت ودابتك إلا كتبت لك حسنة ورفعت لك درجة وأما وقوفك بعرفة فإن الله عز وجل يقول لملائكته يا ملائكتي ما جاء بعبادي قالوا جاؤوا يلتمسون رضوانك والجنة فيقول الله عز وجل فإني أشهد نفسي وخلقي أني قد غفرت لهم ولو كانت ذنوبهم عدد أيام الدهر وعدد رمل عالج وأما رميك الجمار قال الله عز وجل { فلا تعلم نفس ما أخفي لهم من قرة أعين جزاء بما كانوا يعملون } وأما حلقك رأسك فإنه ليس من شعرك شعرة تقع في الأرض إلا كانت لك نورا يوم القيامة وأما طوافك بالبيت إذا ودعت فإنك تخرج من ذنوبك كيوم ولدتك أمك رواه الطبراني

Sesungguhnya jika kamu keluar dari rumahmu menuju Rumah suci (Ka’bah), tidaklah hewan tunggaganmu meletakkan telapak kaki dan mengangkatnya melainkan Allah telah menuliskan bagimu dengan satu kebaikan dan menghapuskan darimu satu kesalahan Adapun wukufmu di Arafah, maka sesungguhnya Allah akan turun ke langit dunia, lalu bertanya kepada para malaikat apakah yang dikehandaki oleh hamba-hambaku ? lalu para malaikat berkata ; Mereka memohon keredhaanMu dan syurgaMu. Maka Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Aku bersaksi bahawa Aku telah mengampunkan segala dosa-dosa mereka meskipun dosa-dosa mereka sebanyak jumlah hari dlm setahun ataupun sebanyak butiran pasir.  Adapun setiap lontaranmu ke jamrah, Allah SWT berfirman : Maka tidak ada seseorang pun yang mengetahui satu persatu persediaan yang telah dirahsiakan untuk mereka (dari segala jenis nikmat) yang amat indah dipandang dan menggembirakan, sebagai balasan bagi amal-amal soleh yang mereka telah kerjakan - terjemahan ayat 17 Surah as-Sajadah, sementara apabila dia mencukur kepalanya, maka tidaklah jatuh sehelaipun rambutnya melainkan ia akan menjadi cahaya di hari kiamat. Sementara selesai mengerjakan tawaf Wada', maka keluarlah (diampunkan) segala dosanya seperti ketika dia dilahirkan oleh ibunya (tiada sebarang dosa). (Riwayat Thabarani dalam kitab   معجم الأوسط Albani dlm kitabnya  صحيح الترغيب والترهيب  telah mengkelaskan hadis ini sebagai hadis Hasan).



Amaran Allah SWT kepada orang yang enggan mengerjakan Haji

Ibadah Haji merupakan rukun Islam yang kelima. Jadi ia merupakan kewajipan kepada setiap muslim untuk mengerjakan haji sama seperti kewajiapan ke atas solat lima waktu, puasa dan zakat. Orang Islam yang mati, tetapi tidak mengerjakan ibadah haji, maka tidak sempurnalah rukun Islamnya, kecuali dia belum berkemampuan.

Allah SWT telah memberi amaran dan peringatan kepada mereka yang enggan mengerjakan haji sedangkan dia telah cukup mampu daripada segala segi sebagaimana hadit di bawah ;

عَنْ عَلِيٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ مَلَكَ زَادًا وَرَاحِلَةً تُبَلِّغُهُ إِلَى بَيْتِ اللَّهِ وَلَمْ يَحُجَّ فَلَا عَلَيْهِ أَنْ يَمُوتَ يَهُودِيًّا أَوْ نَصْرَانِيًّا وَذَلِكَ أَنَّ اللَّهَ يَقُولُ فِي كِتَابِهِ

{ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنْ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا }

Dari Ali, Rasulullah SAW telah bersabda : Sesiapa yang mempunyai bekalan dan kenderaan yang boleh menyampaikannya ke Baitullah, tetapi tidak mahu mengerjakan haji, maka bolehlah dia memilih untuk mati secara Yahudi atau Nasrani ini kerana  Allah telah berfirman dalam kitabnya .... Riwayat Turmizi

{ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنْ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا }